Dimensi ruang yang lenyap

Kutingglkan sejenak lintasan waktu yang menyapa dalam gelap, tuk raih terang nirwana. ku genggam segala kekerasan dunia, kumasukkan ke dalam seku kepincanganku, kubawa dalam setiap hentak kaki.

SEdang ambisi tuk raih bintang jauh dalam rotasinya, lingkaran setan kedermawanan telah menghanguskan semuanya, ku pinjamkan mata ini pada saang fajar, agar aku bisa lebih rasakan kemurnian dari kasih sayang illahi.

Aku ambilkan mereka (para setan) hatiku tuk santapan perjamuannya, agar mereka tak m lagi mau mengoyak hati kalian. ku hadiahkan sepasang kupingku untuk hewan-hewan malam, supaya aku dapat dengarkan dengan hikmat alunan-alunan nada dari keheningan lewat kidung-kidung kedamaian yang sederhana.

ketika aku bersama nya. aku mampu merasakan kebersamaan yang indah dalam kasih sayang serta keteduhan akan cinta yang murni dari api suci pengabdian. dia sejukkan dahaga yang panjang yang dulu pernah aku rasakan, aku tentram saat memandang kebijakan yang tertanam di jiwamu, benih kesucian kau pelihara walaupun tak satu dua sentuhan angkara murka menghadang perjalananmu.

aku benarkan jka engkau membiarkan kalimat dambaanku, karena aku hanyalah tonggak kebodohan yang melesat lewat kecerobohan yang tak kuduga. Aku benarkan jika engkau di belantyara hatimu, aku bisa mengerti betapa aku bisa begini tanpa sadar akankekerdilanku.

ia tawa, ia tangis dan canda , perlombaan akan kesahajaanmu terus menggebu. Nelangsa, itu memang pantas untuk aku terima dalam kelemahan, kekuranganku, kepincanganku yang kurasakan memang getaran dari jiwa-jiwa yang kosong. 

kerinduanku akan ia terus menggila, namun yang terjadi beda dari paham ketololanku yang tak tentu, walau ku bangun, kurapikan serta ku indahkan, tetap semua tak ada arti.

Keinginanku memang tanpa batas tapi kelebbihanmu tak sanggup ku bendung, kini muara jiwaku tak lagi mampu memisahkan antara tawarnya kemanisan cinta atau asinnya keterpurukan duka asmara. Dan semua ku alirkan lewat pancaran kebencian-kebencian serta kekecewaan yang terus mengalir melewati karang  terjal yang kokoh. kadang pula aku alirkan ke dalam lumpur ketandusan meski jerit tangis telah ku alami amun aku pastikan ia takkan dengarkan, karena jeritku hanya kan bawa ia ke lembah duka, dan tangisku relungan hati yang tersayat yang pastikan bawa ia kedalam kelemahan serta kenistaan hidup.

A512L84

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger